Rangkaian pengakuan ini disampaikan Agus setelah ditangkap oleh tim Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Polres Tangerang Kabupaten dan Polsek Cikupa di Rumah Makan Padang Salero Bundo, Jl Masrip, Karangpilang, Surabaya, Jawa Timur pada Rabu 20 April 2017.
Agus menceritakan dirinya menjalin cinta terlarang dengan Nur Atikah sejak September 2015. Agus yang telah beristri sepakat hidup bersama dengan Nur Atikah, janda 2 anak itu. Mereka memadu kasih hingga akhirnya Nur Atikah berbadan dua.
Agus gelap mata saat Nur Atikah menuntut kejelasan status asmara mereka. Agus lalu membunuh dan memutilasi perempuan yang hamil 7 bulan itu.
Ia kemudian kabur ke Surabaya. Selama buron, Agus selalu dihantui rasa bersalah. Air mata Agus pun menetes saat ditangkap polisi. Ia kini meratapi rasa penyesalan yang tidak berkesudahan.
Berikut 6 pengakuan Agus:
Agus tega membunuh lalu memutilasi Nur Atikah yang sedang berbadan dua. Aksi keji ini dipicu oleh keributan karena Nuri menuntut kejelasan status asmara dan persoalan uang.
Keributan antara Agus dan Nuri terjadi pada 3 April. Nuri sering marah karena uang kurang, meminta status yang jelas, meminta orang tua Agus melamar dan sering marah karena Agus pulang telat.
Sejoli ini lagi-lagi terlibat keributan. Puncak keributan terjadi pada 10 April, Nuri saat itu menanyakan kapan pulang ke orang tua Nuri di Banten. Agus menjawab 'sabar'.
Kemudian Nuri mendorong Agus hingga terjatuh dan mengeluarkan kata-kata kasar. Karena merasa tidak dihargai, Agus langsung membanting dan memiting Nuri dengan sangat kuat. Nuri sempat berteriak dua kali dan teriak minta tolong, tetapi tersangka Agus makin kuat memiting leher Nuri. Kurang lebih 30 menit kemudian, Agus melepaskan tangannya dan menyadari Nuri sudah tak bernafas dan meninggal dunia.
Agus mengaku memutilasi tangan dan kaki korban untuk menghilangkan jejak.
"Sementara ini pengakuan yang bersangkutan, mengapa dia memutilasi karena ingin menghilangkan jejak," ujar Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan kepada detikcom, Jumat (22/4/2016).
Terbersit dalam benak pikiran Agus untuk memutilasi tubuh korban menjadi beberapa bagian agar jasad korban bisa dipindahkan dari dalam kontrakan ke luar. "Kemudian dia ingat pernah nonton televisi, dia lihat di televisi ada orang dimutilasi dan itu menginspirasinya untuk melakukan hal yang sama terhadap korban," jelasnya.
Agus pun memorong kedua tangan dan kaki korban. Tetapi Agus belum sempat memotong kepala dan badan korban karena tetangga sudah mencium bau busuk dari dalam rumah kontrakan pada Rabu (13/4) lalu.
Agus langsung melarikan diri usai membunuh dan memutilasi Nur Atikah. Saat itu terbersit di pikirannya untuk kabur ke Surabaya, Jawa Timur.
"Dia lari ke Surabaya karena ada temannya di sana waktu dia kerja di Rumah Makan Padang Selero Bundo, Jl Mastrip, Karangpinang, Surabaya," ungkap sumber tersebut.
Agus berangkat ke Surabaya dengan menggunakan Bus Pahala Kencana, dari Terminal Balaraja, Tangerang. Sebelum ke terminal, Agus menyempatkan diri ke messnya mengambil baju dan tas. "Dia berangkat dari Terminal Balaraja sekitar pukul 12.00 WIB," imbuhnya.
Selama buron, Agus hanya bersembunyi di Surabaya. Ia juga sambil mencari kerja. "Dia nggak ke mana-mana, dia langsung ke Surabaya," ujar Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombespol Krishna Murti kepada wartawan di Terminal 2 Bandara Juanda, Kamis (21/4/2016).
"Dia mau cari kerja. Dia kan cuma lulusan SMP," terang Krishna.
Ia tiba di Surabaya pada Kamis (14/4) sekitar pukul 14.30 WIB. Setibanya di termjnal di Surabaya, Agus kemudian menghubungi seorang wanita bernama Manda dan meminta untuk dijemput.
"Manda ini mantan pacarnya waktu dia bekerja di Surabaya sekitar tahun 2011," ujar Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti kepada detikcom, Kamis (21/4/2016).
Sementara itu, seorang sumber di kepolisian mengatakan hal yang sama, saat lari ke Surabaya, Agus sempat menemui Manda.
"Tetapi Manda tidak pernah tahu bahwa Agus sudah membunuh," ujar sumber.
Agus tidak hanya menjalin asmara dengan Nur Atikah alias Nuri (33), wanita yang kemudian dibunuh dan dimutilasinya. Selama bekerja di beberapa tempat di rumah makan Padang, Agus juga memiliki hubungan gelap dengan beberapa wanita lain.
"Dia punya pacar banyak di tempat kerjanya. Jadi korban ini bukan pacar pertamanya," ujar Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti kepada detikcom, Kamis (21/4/2016).
Saat bekerja di Rumah Makan Sari Minang, Jl Ir H Juanda, Jakarta Pusat sekitar tahun 2004 lalu, Agus pernah berpacaran dengan seorang pelayan bernama Yeni. Tetapi saat itu, Agus belum menikah istrinya Tuti.
"Waktu kerja di Surabaya tahun 2011, Agus pernah pacaran sama Manda dan saat itu dia sudah punya istri," katanya.
Agus akhirnya ditangkap polisi di Surabata. Ia mengaku menyesal membunuh dan memutilasi Nur Atikah.
"Sudah begini, saya hanya bisa menyesal, Pak," ujar Agus pelan saat diinterogasi polisi di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (21/4/2016).
Agus pun terus tertunduk ketika penyidik memberondongnya dengan berbagai pertanyaan. Termasuk ketika ditanya mengapa ia sampai tega memutilasi korban setelah membunuhnya. "Itu karena saya khilaf, Pak," imbuhnya.
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti mengatakan pihaknya masih akan mengkonstruksikan pasal untuk Agus.
"Nanti kita lihat dulu konstruksi pasalnya, apakah pembunuhan ini direncanakan atau tidak. Yang bersangkutan juga kan belum di-BAP," ujar Krishna saat dihubungi detikcom.
Belum ada tanggapan untuk "Asmara Gelap, Mutilasi dan Penyesalan. Agus Berkicau"
Posting Komentar