Widget by:Get Widget

Petani Pilih Jual Gabah ke Tengkulak daripada Bulog



CIAMIS - Petani memilih menjual gabah kepada tengkulak alih-alih kepada Bulog. Hal itu terjadi karena harga yang ditawarkan tengkulak lebih tinggi dibandingkan penawaran oleh pihak badan penyangga beras nasional tersebut.
Saat ini, di tingkat petani, harga gabah kering panen (GKP) bervariasi antara Rp 4.300 - Rp 4.500 sedangkan harga yang ditawarkan Bulog hanya Rp 3.700 di petani dan Rp 3.750 di penggilingan.
"Lebih baik dijual ke tengkulak, harganya lebih mahal. Selain itu juga langsung dibayar dan tidak banyak syarat," ujar Momon (59), warga Handapherang, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, dilansir dari PR Online, Jumat (15/4/2016).
Dia mengaku menjual gabah setelah sebagian disisihkan untuk memenuhi kebutuhan selama satu musim panen. Sebagian gabah hasil panen lainnya dijual untuk modal tanam berikutnya.
"Yang penting kebutuhan sendiri aman, sisanya baru dijual. Gabah yang sekarang dijual, sebagiannya merupakan sisa musim tanam lalu. Jadi, harus punya simpanan di rumah," ujarnya.
Kepala Bidang Bina Usaha Dinas Pertanian Kabuaten Ciamis, Rahlan mengakui petani memilih menjual gabahnya ke tengkulak karena harga yang ditawarkan tengkulak lebih mahal. Sementara Bulog membeli sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP).
"Petani tentu menjual kepada pembeli yang bernai menawar lebih mahal. Bagaimana pun juga petani tidak bisa dipaksa menjual gabah kepada pihak tertentu. Kami menyadari alasan petani memilih menjual ke tengkulak karena membeli lebih mahal," tuturnya.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Petani Pilih Jual Gabah ke Tengkulak daripada Bulog"

Posting Komentar