Widget by:Get Widget

Semoga Rio Masuk 10 Besar di GP Shanghai

SHANGHAI – Pembalap muda kebanggaan Indonesia, Rio Haryanto, akan kembali balapan pada seri lanjutan Formula One (F1) 2016. Di balapan ketiga pada Minggu 17 April 2016 siang WIB ini, Rio akan menjajal Sirkuit Internasional Shanghai.
Meski belum berhasil memetik hasil manis di dua seri pertama, tampaknya peluang Rio untuk memetik poin sudah mulai menunjukkan titik terang. Setelah gagal finis di Melbourne, Rio berhasil finis di posisi ke-17 pada GP Bahrain.
Di seri ketiga ini, Rio diharapkan mampu menunjukkan perkembangan. Apalagi Sirkuit Internasional Shanghai bukan tempat baru bagi Rio. Sebelumnya, Rio sudah pernah menjajal sirkuit tersebut saat berkompetisi di Asian Formula Renault Challenge dan Formula BMW Pacific.
Menjajal balapan di Asia juga menjadi bekal positif tersendiri bagi Rio. Pemuda berusia 23 tahun ini menyatakan sesi balapan di Asia selalu menjadi tempat istimewa baginya.
Kendati bukan di ajang F1, setidaknya Rio sudah mengenal sirkuit tersebut. Berbeda rekan setim Rio, Pascal Wehrlein, yang belum memiliki pengalaman balapan di atas lintasan sepanjang 5,451 kilometer ini.
Insinyur Indonesia Menjadi Ahli Aerodinamika di Tim Balap F1
Ternyata tak hanya pembalap kebanggaan Indonesia, Rio Haryanto, yang tengah meramaikan dunia balap mobil F1. Stephanus Widjanarko tercatat sebagai Ahli Aerodinamika untuk Tim Scuderia Toro Rosso. Pria yang akrab disapa Tephie ini bertugas merancang bagian depan mobil Toro Rosso.
Alumnus Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 2004 ini memulai kariernya saat magang di Vestas Wind System A/S, Denmark pada posisi Aerodynamics Development Engineer selama empat bulan. Dari situlah, Stephanus tertarik dengan dunia F1.
"Di sini saya bertemu dengan salah satu mantan engine designer di Toyota F1. Saya banyak mengobrol mengenai suasana kerja di F1," ujar Stephanus, seperti mengutip dari laman resmi ITB, Kamis 14 April 2016.
Usai meraih gelar master di Universitas Twente, Belanda, Stephanus bekerja sebagai Applied CFD Engineer di Dutch National Aerospace Laboratory (NLR), Belanda selama setahun. Keinginannya untuk berkiprah di dunia F1 ternyata belum juga surut. Akhirnya ia resmi menjabat sebagai Junior CFD Engineer Tim Toro Rosso pada April 2013.
Baru pada Juni 2014, ia menjabat sebagai Ahli Aerodinamika Tim Scuderia Toro Rosso. Sebagai seorang Ahli Aerodinamika Toro Rosso, Stephanus kini menetap di Inggris.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Semoga Rio Masuk 10 Besar di GP Shanghai"

Posting Komentar